Sore, sebuah band indie yang mewakili seluruh euforia di sore hari--matahari terbenam, langit merah, udara sejuk, (kadang) rintik hujan, dan lelah--waktu di mana kita rindu rumah dan bermalas-malasan. Sangat menyenangkan mendengarkan lagu-lagu mereka di sore hari, ditemani dengan novel-novel kesayangan kita, dan segelas susu cokelat hangat--seperti yang kerap saya lakukan tiga tahun yang lalu saat masih menjadi freshman di kampus--sungguh waktu-waktu yang indah dan mengenangkan. Namun, kesibukan membuat saya lupa akan euforianya! Setiap hari, tugas dan kewajiban menggerogoti waktu saya yang cuma 24 jam per hari dan mengucapkan salam perpisahan kepada mereka.
Hari ini, sungguh mengejutkan, tiba-tiba saja saya terkenang oleh sebuah lagu Sore kesayangan saya--Etalase. Lagu yang sarat makna namun sederhana--tentang hidup, dan kenyataan bahwa tidak semua hal berjalan seperti yang kita harapkan. Seperti yang pernah saya katakan, "things do happen in life", dan kita tidak bisa menghindarinya. Semuanya mengalir, menjadi sebuah pembelajaran, dan dikenang sebagai sesuatu yang menjadikan kita manusia.
Etalase, Sore
Semua kisah yang pernah lalui hidupku
Semua cinta yang pernah
Engkau rasakan, dalam kisahmu
Pahit dan manismu,
Lalui…
Semua teman yang engkau sayang dan tinggalkan
Sengaja atau tidak, dirimu
Pernah lalui, cerita yang haru
Yang semua alami
Dan kita coba kenangi semua,
Walau t’lah tiada
Bagai etalase jendela…
Kau pernah kenal seorang yang sangat kau sayang
Kau pernah kenal seorang
Yang sangat kau benci, terasa perih
Hingga otakmu,
Meledak!
Semua sahabat yang pernah menghangatkan hidup
Satu persatu, menghilang…
Seiring waktu yang makin lama
Kian menua
Tapi kita coba kenangi semua,
Walau t’lah tiada
Bagai etalase jendela…
Begitulah, band kesayangan saya bercerita tentang hidup, semua terbingkai dalam sebuah etalase jendela, seperti saya mengenangi kalian semua. -kilaz
0 comments:
Post a Comment